Fenomena berburu takjil yang dilakukan oleh non muslim belakangan viral di media sosial. Bukannya menjadi masalah, perang takjil di bulan Ramadhan ini justru menjadi fenomena baru yang menarik perhatian. Bahkan salah satu Pendeta menyerukan jemaatnya untuk berburu takjil saat sedang khotbah hari Minggu. Alhasil khotbahnya pun menjadi viral hingga tak bisa dikendalikan.
Sang Pendeta pun mengungkapkan perasaannya saat dihubungi tim redaksi Cumicumi.
“Kaget banget karena kan khotbahnya baru hari Minggu, tiba-tiba Seninnya sudah jutaan yang nonton. Saking kagetnya saya sampai demam, karena kebanyakan kena angin ketenaran. Tapi saya sangat senang dengan apa yang terjadi,” ujar Pendeta PS. Marcel Saerang, S.E.
Ia juga menyerukan jemaat untuk berburu takjil lebih awal agar bisa mendahulukan umat muslim yang pada jam 2 siang masih lemas menahan lapar dan dahaga.
“Tapi memang kalau bicara soal takjil itu memang sudah jadi kebiasaan saya setiap bulan Ramadhan ya. Tapi memang tidak dapat dipungkiri kalau sudah jam 5 itu memang sudah banyak yang habis ya, makanya saya dan jemaat saya, saya suruh ‘ayo kita datang lebih awal’ jadi saat mereka lagi lemas-lemasnya ayo kita berjuang. Kita menangkan perang takjil. Kalau bisa dari jam 2 jam 3 pas yang jualan baru sampai kita langsung kita sikat supaya pilihannya masih banyak,” seloroh Pendeta Marcel.
Pendeta Marcel mengaku tak menyangka jika fenomena berburu takjil yang dilakukan non-muslim bisa membuat heboh hingga menjadi viral di berbagai platform media sosial.
“dan itu saya sangat-sangat senang sekali fenomena ini terjadi. War takjil ini sangat-sangat heboh sekali karena ternyata banyak orang yang tidak beragama muslim ikut memeriahkan dan menurut saya inilah yang menjadi cerminan orang Indonesia sesungguhnya. Artinya ada toleransi yang kuat di sana, ada toleransi untuk saling menolong dan membantu di sana karena menjadi berkat juga bagi penjual-penjual takjil,” pungkasnya.