
Viral, Pramugari Cantik Ini Banting Setir Jualan Kopi
Viral, Pramugari Cantik Ini Banting Setir Jualan Kopi
Viral, Pramugari Cantik Ini Banting Setir Jualan Kopi – Pandemi COVID-19 telah menghentikan kegiatan maskapai untuk beberapa bulan. Pramugari pun harus gigit jari selama beberapa bulan lantaran tak bisa mendapatkan insentif.
Para pramugari dan pekerja maskapai crew pesawat lainnya mau tidak mau harus bertahan dengan gaji pokok saja. Namun tidak semua pramugari pasrah. Bahkan ada yang banting stir berbisnis kecil-kecilan menjual kopi.
Kondisi saat ini tidak membuat Renita Firdasari (23) putus asa. Warga Dusun Birin, Desa Karanglo, Kecamatan Klaten Selatan ini merupakan pramugari maskapai pelat merah yang kini banting setir buka warung Daftar S128 kopi Tikungan di Klaten yang laris manis.
“Awalnya itu karena dampak Corona ini penerbangan di-lockdown semua. Nah kita jadi nggak terbang, bulan ini juga cuti lalu saya mulai rintis usaha warkop ini,” kata Renita saat ditemui detikcom di warungnya, Jalan Ki Ageng Pemanahan, Gergunung, Klaten, Sabtu.
Wanita yang kerab di sapa rere ini menceritakan gara-gara ada pandemi COVID pada bulan Mei 2020 dirinya dirumahkan maskapai. Rere mengaku sempat tidak bisa pulang ke Klaten karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta.
“Sempat di Jakarta tak bisa pulang, pas bisa pulang saya minta pulang sekalian cuti. Lalu dua minggu ini saya mulai usaha ini (warkop),” sambung Rere.
Rere mengaku bosan sebulan berdiam diri di rumah. Dia lalu memutar otak untuk mengisi waktu luangnya selama tidak terbang.
“Saya buka bisnis ini karena sudah kebiasaan kerja jadi kalau tidak kerja juga mau ngapain. Karena saya suka nongkrong di warung burjo saat kuliah dan adik saya juga banyak yang nongkrong jadilah saya buka warung,” jelas Rere.
Hal yang Buat Pramugari Banting Stir
Pengamat Penerbangan dari Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati mengatakan, efek ditutupnya penerbangan memang sangat besar dirasakan bagi pramugari.
Arista juga berbicara, pemasukan pramugari paling besar memang dari insentif saat terbang. Jika tidak ada penerbangan mereka hanya mendapatkan gaji pokok.
Menurutnya belum tentu semua pramugari bisa bertahan berbulan-bulan hanya mengandalkan gaji pokok. Belum lagi bagi mereka yang memiliki tanggungan cicilan.
“Kebutuhan pramugari masih muda banyak. Gaji pokok sih cuma cukup buat makan, beli bedak dan bayar kos-kosan sih,” tambahnya.
Lagi pula, lanjut Arista, tak semua pramugari betah hanya berdiam diri di rumah. Alih profesi menjadi jalan bagi mereka untuk membunuh waktu.